Pages

Rabu, 07 November 2012

Wirausaha Di Bidang Teknologi Pertanian (Agrotechnopreneurship) di Kalangan Mahasiswa dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Bangsa

Indonesia merupakan negara agraris dengan keindahan alamnya, mengutip pernyataan seorang filosofi bernama Emha Ainun Najib “sungguh negeri ini adalah penggalan surga, surga seakan-akan pernah bocor dan mencipratkan kekayaan dan keindahannya, dan cipratan keindahannya itu bernama Indonesia”. Pernyataan tersebut mengandung makna yang sangat dalam, yang mengajak kita untuk membuka mata dan berfikir bahwa potensi kekayaan negeri kita sangatlah besar. Salah satu potensi besar tersebut berada di sektor pertanian. Pertanian merupakan jantung kehidupan suatu negeri, tanpa pertanian suatu bangsa tidak akan sejahtera. Namun, potensi besar tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal baik dari kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dikarenakan masih kurangnya kesadaran dan kemampuan bangsa untuk mengembangkan serta mengolah sektor pertanian, sehingga membuka peluang terjadinya infasi produk impor.

Infasi produk impor dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif tersebut antara lain dapat memperluas jaringan kerja sama antar negara dan memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Namun di sisi lain dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar karena dapat menyebabkan ketergantungan bangsa akan produk impor dan membuat masyarakat cenderung untuk memilih produk luar dibanding produk dalam negeri.

Dalam hal ini telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan produk impor, akan tetapi masyarakat luas belum dapat merasakan hasil nyata dari upaya tersebut. Hal ini berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah, sehingga harapan masyarakat bertumpu pada pemuda sebagai aset penerus bangsa. Pemuda merupakan generasi baru yang akan membawa Indonesia di masa yang akan datang. Peran pemuda menjadi penting mengingat mereka mempunyai segala persayaratan yang diharapkan bangsa yaitu niat yang tulus, pemikiran yang idealis, fisik yang kuat, dan semangat yang tinggi.

Namun, dewasa ini minat pemuda akan pertanian masih kurang karena asumsi terhadap pertanian yang identik dengan masyarakat kalangan bawah dan prospek kerja sempit. Pemuda lebih cenderung melanjutkan studi dibidang yang trend saat ini seperti teknologi, bukan bidang yang menjadi kebutuhan pokok bangsa yaitu pertanian. Sebenarnya pilihan tersebut bukanlah suatu hal yang salah, namun tujuannya itu belum mengarah kepada pengembangan potensi yang dimiliki negara kita yaitu dibidang pertanian. Maka dari itu untuk menciptakan suatu negara yang besar, bidang teknologi dan pertanian harus berjalan searah dan saling berkesinambungan. Dengan teknologi berbasis pertanian akan dihasilkan produk-produk inovasi bidang pertanian yang dapat menjadi benteng dari infasi produk impor.

Pengembangan teknologi pertanian diharapkan selain untuk menciptakan inovasi baru dapat mendukung skill pemuda dalam berwirausaha atau biasa disebut agrotechnopreneurship. Untuk lebih lanjut, pengembangan teknologi pertanian tidak hanya untuk keuntungan finansial rumah produksi akan tetapi diharapkan dapat merangkul petani untuk ikut terlibat dalam usaha tersebut. Karena pada kenyataannya, meskipun telah banyak lembaga penelitian yang menemukan inovasi baru di bidang pertanian, hasil dan ilmu dari penelitian tidak tersosialisasikan kepada masyarakat petani justru kepada perusahaan besar. Sehingga perusahaan yang mengelola menjadi lebih maju, dan petani tetap tertinggal bahkan dapat berdampak pada penyempitan lahan sawah akibat dibangunnya perusahaan-perusahaan baru. Dengan keterlibatan petani tersebut diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat. Mahasiswa peduli petanian melalui agrotechnopreneurshi, mensejahterakan petani, memenuhi kebutuhan mandiri, dan jayalah Indonesia.

Dibuat untuk syarat mengikuti lomba cerdas cermat di asrama TPB IPB .
Lum'atul F, Dyah Priandini dan NurFadillah .


0 komentar:

Posting Komentar