Pages

Selasa, 06 November 2012

Memaknai Kearifan Lokal



Begitu banyak isu baik kebangsaan sampai kemasyarakatan yang mengangkat sebuah solusi kearifan local. Dimana semuanya berlomba-lomba menguak potensi yang ada didalam dari bangsa Indonesia baik dari hasil bumi sampai keanekaragaman budaya. Eufurio itu rupanya begitu banyak dilihat dimedia cetak, media lektronik bahkan disetiap lomba tulis menulis berlabel kearifan lokal.
Namun apa sejatinya kearifan local itu?
 Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Dari penjelasan di atas, maka kearifan local merupakan “nilai-nilai“ yang harus selalu kita junjung dimanapun berada. Nilai entitas dan budayalah yang berharga  dan dijunjung dengan baik dalam menyikapi permalahan dimasyarakat. Karena Kedikdayaan suatu bangsa adalah disaat bangsa itu dapat memajukan "budaya dan tradisinya" dengan baik, dan Keterpurukan suatu bangsa adalah disaat bangsa itu selalu bangga mengikuti trend bangsa lain.
Sedikit kembali pada artikel “Cintailah bahasa ibu kita” bahwa itulah sekelumit fakta dimana anak negeri ini lebih bangga menjadi orang lain dari pada dirinya sendiri. Sehingga dalam penyelesaian problem yang ada dimasyarakat maupun dinegeri ini tidak menemukan solusi yang kongkrit terkadang malah seolah-olah menyelamatkan negeri namun sejatinya menghancurkan negeri ini.
Betapa bahwa nenek moyang bangsa ini telah mengajarkan kita tentang indahnya toleransi, indahnya saling gotong royong, indahnya saling memberi yang dewasa ini kita sudah jarang menjumpainya terutama dikota besar. Maka dari itu jika kita ingin tau wajah kekayaan budaya, tradisi, dan kesederhanaan berpikir orang Indonesia yang sebenarnya janganlah engkau melihat pola pikir kehidupan perkotaan namun lihatlah masyarakat pedesaan yang begitu damai nan indah. Seperti contoh: dulu sering kita jumpai didepan rumah masyarakat jawa itu terdapat “kendi” yang terbuat dari tanah liat yang berisi air dan itu biasanya untuk orang lain kebetulan lewat yang kehausan dimana orang tersebut bisa mengambil air minum tersebut untuk pelepas dahaga.
Maknanya adalah mungkin kita sering mendengarkan kata-kata orang jawa “hidup ini cuman mamper ngombe” dan nenek moyang kita mengingatkan lewat kendi dari tanah yang berisi air itu yaitu menjadi “tanah air” sehingga setiap kali minum kita diingatkan untuk hiduplah yang bermanfaat karena hidup ini hanyalah mampir minum dan kita disuruh unutk cinta tanah air. Namun saat ini semua itu sekarang dijumapai karena akahir-akhir ini pola pikir masyarakat pedesaan juga sudah mulai diracuni dengan pola pikir yang berlebihan, suka mengkritik,egoisme dsb.
Sehingga memang kita sudah seharusnya kembali hidup dengan berkepribadian dan mempunyai pola pikir seperti orang dulu yang benar-benar tau tentang filosofi hidup yang sesungguhnya. Karena dalam puisinya pak zawawi imron (penyair emas) mengatakan “maka nikmat Allah yang manakah yang engakau dustakan, kita lahir di Indonesia minum air Indonesia menjadi darah kita, kita makan beras dan buah-buahan Indonesia menjadi daging kita, kita bersujud diatas bumi Indonesia, bumi Indonesia adalah sajadah kita, dan bila sudah tiba saatnya kita mati, kita semua akan dipeluk olek pelukan bumi Indonesia.  
Sehingga, Jika engkau menemukan siapa dirimu maka kebangkitmu menjadi jelas masalahnya kalau engkau belum tau engkau ayam, engkau bangkit bukan dengan berkokok. dan klo engkau belumtau engkau anjing maka ketika engkau bangkit tidak dengan menggonggong. aku berharab engkau (bangsa indonesia) bangkit dengan cara dan budaya Indonesia.

Cah "Kampung",  6 November 2012

0 komentar:

Posting Komentar